Akrab dengan istilah “curhat”, kan? Curhat merupakan singkatan dari curahan hati. Belakangan ada istilah yang tak kalah populernya, curcol. Artinya curhat colongan. Intinya sih mengandung arti yang senada. Mengapa orang butuh curhat? Karena curhat dianggap salah satu pelepasan yang bisa melegakan perasaan akibat himpitan masalah yang mendera.
Curhat dianggap bisa melegakan perasaan. Syukur-syukur bisa berbuah manis, misalnya saja dengan ditemukannya jalan keluar yang diidamkan. Tentu Anda tahu siapa yang paling sering curhat. Tentu saja kaum perempuan. Laki-laki lebih memilih menyimpan masalahnya sendiri. Kalaupun butuh bantuan, sifatnya tidak sekadar mencari “tempat sampah” untuk membuang semua uneg-uneg yang mengganjal hati. Laki-laki memilih untuk mencari jalan keluar bila terpaksa harus membicarakan masalahnya dengan seseorang.
Bagi perempuan, curhat bisa jadi semacam terapi. Dalam mencurahkan isi hati, perempuan kadang tidak butuh jalan keluar, melainkan hanya ingin didengarkan. Jika sudah dilampiaskan, biasanya perasaan menjadi lebih enteng dan siap melanjutkan langkah. Aneh tapi nyata. Namun memang demikianlah adanya.
Ironisnya, tidak banyak orang yang bisa menjadi pendengar yang baik. Ketika Anda curhat pada seseorang, tak jarang orang tersebut malah balik curhat tentang persoalan yang dihadapinya. Pelik? Tapi memang itu yang terjadi. Karena pada dasarnya manusia itu lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan.
Namanya hidup, persoalan tidak akan pernah berhenti. Seperti gelombang datangnya susul-menyusul. Baru selesai satu persoalan, sudah datang persoalan yang lain. Begitu seterusnya. Akan tetapi, itulah seninya hidup. Tanpa persoalan dan sederet masalah, pastilah hidup ini terasa kering dan membosankan. Itulah sebabnya kebanyakan dari kita membutuhkan teman curhat yang bisa diajak berbincang untuk mendengarkan keluh-kesahnya.
Curhat pada tempat yang tepat pasti akan membawa manfaat. Lain halnya jika Anda keliru memilih tempat curhat. Tidak jarang persoalan baru tiba-tiba muncul sebagai akibatnya. Karena itu, berhati-hatilah saat curhat. Selektif memilih teman atau tempat curhat jauh lebih baik agar tidak menyesal kemudian.
Berbagai Tempat Curhat
Seperti sudah disinggung sekilas di atas, aneka tempat curhat kini tersedia. Tak hanya berupa orang dekat, media pun bisa menjadi tempat curhat bagi masalah Anda. Dunia dengan akses informasi yang luar biasa cepat ini telah memungkinkan setiap orang mengenal banyak orang dengan sangat mudahnya. Cukup menekan beberapa tombol, maka Anda pun mengglobal.
Apa dan siapa saja kira-kira tempat curhat yang paling populer saat ini?
1. Tempat Curhat - Tuhan
Tuhan adalah teman curhat yang paling pengertian. Tuhan tidak pernah marah atau mengeluh bosan ketika kita curhat pada-Nya. Meskipun itu memakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan hingga seumur hidup.
Sesungguhnya Tuhan sangat suka bila hamba-Nya mengadu dan menumpahkan keluh kesah. Namun entah kenapa kebanyakan manusia sering lupa curhat pada Tuhan. Hanya di saat-saat genting yang sangat mendesaklah baru memilih curhat pada Tuhan. Padahal, Tuhan tidak pernah berkhianat dengan membocorkan curhat hamba-Nya. Tuhan adalah tempat curhat paling aman di dunia ini.
2. Tempat Curhat - Pasangan
Berbahagialah Anda yang memiliki pasangan, entah itu kekasih atau suami maupun istri. Mereka seharusnya menjadi tempat curhat yang ideal, bukan? Sebagai salah satu orang yang terdekat dengan Anda secara emosional, pasangan tentulah sangat mengerti Anda.
Curhat dengan pasangan memang melegakan. Biasanya mereka bisa menenangkan pasangannya dan meredakan kegalauan. Lain halnya jika terjadi perpisahan, apalagi dengan cara yang tidak baik. Dapat dipastikan jika segala curhat Anda pun dapat diketahui orang lain dengan versi yang lebih “wah”.
3. Tempat Curhat - Teman
Seperti halnya pasangan, teman adalah sosok yang cukup dekat. Berbagi suka dan duka biasanya lebih sering dialami dengan teman ketimbang dengan keluarga. Apalagi bila sudah beranjak dewasa. Teman merupakan sosok penting dalam hidup seseorang. Sekaligus sebagai tempat curhat yang cukup banyak dipilih.
Masalahnya sama seperti poin 2 di atas. Jika suatu saat hubungan berakhir buruk, teman yang paling setia pun dapat berubah menjadi seorang musuh bebuyutan.
4. Tempat Curhat - Keluarga
Untuk orang-orang yang hubungan antar anggota keluarganya dekat dan hangat, lebih memilih untuk curhat pada mereka. Karena keluarga dianggap sebagai tempat paling aman untuk menumpahkan isi hati. Apalagi bila isinya berupa aib yang tidak mungkin dibuka ke pihak lain.
Keluarga yang kompak akan bahu-membahu menyelesaikan masalah yang dialami salah satu anggotanya. Tidak sekadar mendengarkan curhat, tapi juga berupaya mencarikan jalan keluar terbaik yang melegakan.
5. Tempat Curhat - Penasihat Spiritual
Penasihat spiritual juga banyak dipilih sebagai tempat curhat. Nasihat mereka yang biasanya dengan firman-firman Tuhan dianggap lebih bisa memberi kelegaan. Seringkali seseorang menemukan titik terang setelah menumpahkan isi hatinya kepada para guru spiritual ini.
6. Tempat Curhat - Profesional
Yang dimaksud profesional di sini adalah psikolog. Karena memang ada masalah-masalah tertentu yang tidak dapat diselesaikan orang awam, malainkan harus dibawa kepada psikolog. Sebagai profesional, mereka juga akan memberikan nasihat yang sesuai dengan koridor hukum dan kepatutan. Jadi, tidak mungkin para psikolog menganjurkan seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak patut. Selain itu, kerahasiaan terjamin jika curhat dengan mereka.
7. Tempat Curhat - Jejaring Sosial atau Blog
Jejaring sosial ataupun blog adalah tempat yang banyak dipilih masyarakat modern untuk curhat. Membuat status-status di akun Facebook atau Twitter sesuai isi hati. Jika sedang merasa bahagia, bisa dipastikan status-status yang muncul pun penuh hal-hal positif. Jauh dari kesedihan, kekesalan, kecengkelan, apalagi kemarahan.
Sebaliknya, jika sedang merasa kesal, statusnya pun mencerminkan hal itu. Sehingga bagi sebagian besar orang, akun jejaring sosial mirip dengan diari yang berisi pengalaman hidup sehari-hari.
Tulisan di blog pun sama saja, bahkan bagi sebagian orang menulis di blog jauh lebih mengasyikkan. Pasalnya, jumlah tulisan tidak dibatasi. Anda bebas mau menulis sepanjang apa.
Apa Saja yang Boleh Diungkap Saat Curhat?
Dalam melakukan curhat, tentu saja ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Tidak semua hal bisa kita bagi kepada orang lain, siapa pun dia. Kecuali pada Tuhan. Seperti yang sudah disinggung sekilas, Tuhan tidak pernah berkhianat. Tuhan juga tidak pernah bosan mendengar curhat Anda. Jika ingin aman, memang hanya Tuhan yang bisa dijadikan sandaran.
Sebelum curhat, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal berikut.
- Apa masalah yang Anda hadapi? Jika masih ringan dan bisa diatasi, tidak perlu rasanya untuk curhat. Terkecuali masalah terlalu besar dan tidak dapat dihadapi sendiri. Barulah Anda butuh bantuan dari orang lain. Itu pun harus cermat memilih tempat curhat. Orang atau pihak yang tidak dapat menjaga amanah, sabaiknya dijauhi saja.
- Yang boleh dibagi. Anda harus bisa menetapkan hal-hal apa saja yang dapat dibagi dengan orang lain. Curhat sifatnya sangat pribadi, jangan sampai Anda terjebak mengumbar aib sendiri kepada orang lain. Suatu ketika, bisa saja hal itu menjadi bumerang yang akan menyerang diri sendiri.
- Bahasa. Pilih bahasa yang tetap sopan, seberapa pun kesalnya Anda. Terutama jika Anda memilih curhat di jejaring sosial atau blog. Sering terjadi pertikaian di dunia maya yang melibatkan banyak orang karena masalah ini. Dibaca oleh ribuan orang lainnya, kita tentu tidak ingin ini terjadi, kan? Itu sebabnya sangat penting untuk berhati-hati. Ingatlah batasan yang jelas untuk sesuatu yang pantas atau tidak
- Jangan menunjuk seseorang. Ini juga berlaku jika Anda curhat di dunia maya. Jangan sekali-kali menunjuk seseorang dengan jelas. Karena ini bisa menjadi bumerang pada diri Anda. Ada beberapa kasus hukum yang bermula dari hal-hal seperti ini.
Curhat tidak dilarang. Namun curhatlah dengan bijak dan cerdas. Jangan sampai curhatan Anda menjadi olok-olok yang kelak akan menyakiti Anda.
by: www.anneahira.com
0 komentar:
Posting Komentar