PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Proses
pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output.
Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses
merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari
proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdayasaing
yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan
pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 2 Tahun 2003 tentang
tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi ;
Pendidikan
nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangssa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1
|
Terkait dengan
dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi
tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur
maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama
waktu yang telah ditentukan
(Kusuma, 2012:4).
Berdasarkan
amanat UUD 1945 dan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka perbaikan mutu
pendidikan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Peningkatan
mutu pendidikan, khususnya di sekolah dasar merupakan fokus perhatian dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah
dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengembangkan sikap, kemampuan dan memberikan pengetahuan serta
ketrampilan dasar bagi para peserta
didik.
Selama ini
pembelajaran Ekonomi di sekolah masih menggunakan model konvensional dan sering
kali guru hanya yang aktif menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan peserta
didik menerima dan mencatat apa yang disampaikan guru. Peserta didik jarang ada
yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan guru mungkin karena malu atau takut
salah. Jadi kurang adanya komunikasi timbal
balik dan guru agak sulit mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Melalui gambaran
tersebut, perlu adanya guru yang kreatif dalam membangkitkan semangat dan
motivasi belajar peserta didik. Dengan
menggunakan model yang bervariasi misalnya dengan menggunakan model ceramah dan
tanya jawab, peserta didik dilatih untuk berani bertanya, menjawab pertanyaan
guru ataupun mengemukakan pendapat. Timbal balik
komunikasi antara guru dan peserta
didik menggunakan
model
ceramah tanya jawab ini bisa digunakan pada awal kegiatan pembelajaran
disamping model pembelajaran yang lain.
Interaksi
belajar mengajar yang sesuai
dengan kompetensi dasar, antara lain menggunakan model pembelajaran yang
inovatif dengan ciri peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam proses
pembelajaran sedangkan guru perananya sebagai pembimbing, guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi agar dapat menjadi proses interaksi yang
kondusif. Guru harus siap sebagai mediator atau tokoh yang ditiru peserta didik.
Banyak model
pembelajaran yang inovatif yang digunakan sebagai model pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran atau untuk kegiatan penelitian kelas diantaranya artikulasi, mind mapping, role playing, talking stik,
jigsaw, debate, make a match, stad dan lain-lain,
(Depdiknas, 2007 : 320-330)
Salah satu model
pembelajaran inovatif
yaitu model pembelajaran make a match.
Peserta didik di dorong untuk bekerja sama, berani mengemukakan pendapat dan
tidak takut salah. Peserta didik menjadi aktif berfikir untuk menemukan
pasanganya antara soal dan jawaban. Sehingga membantu peserta didik memahami
konsep-konsep pembelajaran
(Sanjaya, 2005:46).
Model
pembelajaran make a match juga menumbuhkan kemampuan kerja
sama, berfikir kritis, berani mengemukakan pendapat dan mengembangkan sikap sosial.
Pembelajaran kerja sama dalam bentuk permainan yang bermakna bermain memiliki
dampak positif terhadap prestasi belajar peserta didik dan dapat meningkatkan
motivasi, hasil belajar dan menyimpan materi lebih lama. Agar proses
pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan model make a match berjalan dengan baik, peserta didik harus dilatih
terlebih dahulu untuk berani bertanya atau menjawab pertanyaan dengan model tanya
jawab (Suasti, 2003:326).
Keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran
mutlak diperlukan agar kegiatan pembelajaran menjadi hidup dan
bergairah. Peserta didik yang aktif, baik bertanya maupun menjawab pertanyaan,
mendorong temanya untuk aktif dalam berinteraksi belajar mengajar akan membantu
kelancaran proses pembelajaran. Salah satu bentuk keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran adalah keberanian bertanya atau menjawab pertanyaan dikelas
selama proses belajar mengajar berlangsung (Efi, 2007:4).
Pelaksanaan
model make a match terhadap proses
pembelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik tidak jenuh dan lebih
bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
pembaharuan materi pembelajaran atau meningkatkan prestasi belajar. Suasana
belajar yang kondusif dan menyenangkan dengan bimbingan guru peserta didik akan
lebih bergairah karena belajar sambil bermain untuk mencari dan menemukan
pasangan pembawa kartu soal dan kartu jawaban.
Kegiatan-kegiatan di dalam pembelajaran Ekonomi merupakan upaya
untuk siswa dapat memahami konsep-konsep. Pemahaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
belajar siswa yang diukur dengan memberikan tes kepada siswa. Perlu diadakan
penelitian untuk mencari model pembelajaran yang efektif dalam proses belajar
di kelas, sehingga dapat memberikan alternatif
pendekatan atau model pembelajaran yang memungkinkan untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti
tentang perbedaan prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi antara model
pembelajaran Konvensional dengan model pembelajaran make a match pada siswa kelas XI IPS MAN 7 Kecamatan Bandar Kedungmulyo
Kabupaten Jombang pada Tahun Ajaran 2013/2014.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
prestasi belajar siswa ketika menggunakan model pembelajaran konvensional ?
2. Bagaimana
prestasi belajar siswa ketika
menggunakan model pembelajaran make a match ?
3. Bagaimanakah
perbandingan prestasi belajar siswa ketika menggunakan model belajar konvensional
dan model belajar make a match pada siswa kelas XI IPS di MAN 7 Jombang tahun pelajaran
2013/2014 ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana
prestasi belajar siswa ketika menggunakan model konvensional.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana
prestasi belajar siswa ketika menggunakan model make a match.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah
perbandingan prestasi belajar siswa ketika menggunakan model belajar
konvensional dan model belajar make a
match pada siswa kelas
XI IPS di MAN 7 Jombang tahun pelajaran 2013/2014.
1.4
Batasan
masalah
Berdasarkan pada
latar belakang diatas, peneliti membatasi
pada perbedaan prestasi
belajar pada mata pelajaran
ekonomi
antara peserta didik
yang diajar melalui model pembelajaran konvensional
dengan model pembelajaran make a match. Prestasi
belajar mata pelajaran
ekonomi
yang diukur pada penelitian ini adalah
ranah kognitif pada hasil belajar pelajaran ekonomi peserta didik kelas XI IPS MAN 7 Jombang pada pokok bahasan APBN dan APBD, namun untuk melengkapi penelitian digunakan lembar
observasi untuk melihat aspek psikomotor dan afektif siswa untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penerapan
kedua model pembelajaran
tersebut.
1.5 Hipotesis penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
(Suharsimi Arikunto, 2002:64). Adapun hipotesis penelitian yang diajukan dirumuskan
sebagai berikut.
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi antara peserta didik yang diajarkan melalui model pembelajaran
konvensional dengan model pembelajaran Make
a match.
Ha : Terdapat
perbedaan hasil belajar mata
pelajaran Ekonomi antara peserta didik yang diajarkan melalui model
pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran Make a match.
Berdasarkan hipotesis di atas dan konsep dalam tinjauan pustaka maka
diduga bahwa pembelajaran dengan
model pembelajaran make a
match lebih
baik dari pada model pembelajaran Konvensional.
1.6
Manfaat
Penelitian
A. Manfaat
praktis
1. Bagi
sekolah
a) Diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas
sekolah
b) Dapat
menuingkatkan kualitas pendidikan serta keanekaragaman model pembelajaran
2. Bagi
guru
a) Diharapkan
penelitian ini dapat memotivasi guru agar dapt kreatif dalam menggunakan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.
b) Sebagai
alternative untuk mengatasi kesulitan guru dalam kegiatan pembelajaran Ekonomi
peserta didik kelas XI IPS.
c) Menentukan
media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
3. Bagi
peserta didik
a) Menumbuhkan
motivasi dan minat dalam mengikuti pembelajaran ekonomi sehingga prestasinya
meningkat.
b) Memudahkan
peserta didik menguasai materi yang sulit
4. Bagi
orang tua
Dengan hasil penelitian
ini diharapkan lebih meningkatkan perhatian orang tua terhadap cara belajar
peserta didik.
B. Manfaat
teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori atau konsep-konsep baru
terutama untuk model-model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar
pesrta didik.
1.7
Definisi
Operasional
Agar
tidak terjadi penaksiran yang berbeda terhadap variabel yang terdapat pada
penelitian ini, maka perlu diberikan istilah yang didefinisikan yaitu:
1.
Model
pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran yang lebih banyak
didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara peserta didik lebih
pasif sebagai penerima ilmu ( Sukandi,
2003:34).
a.
Model
pembelajaran ceramah adalah penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa.
b.
Model
pembelajaran tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
2.
Model
pembelajaran make a match adalah model pembelajaran dimana materi ditulis dalam bentuk soal dan
jawaban dalam kartu, kemudian peserta didik disuruh mencari pasangan soal
jawaban dengan bentuk permainan yang bermakna (Depdiknas, 2007
: 330).
3.
Prestasi
belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai
tingkat kedewasaan yang langsung dapat di ukur dengan nilai tes penilaian dapat
berupa angka atau huruf (Kusuma, 2012:8). Prestasi belajar ekonomi
adalah hasil yang telah dicapai peserta didik selama menempuh atau mengikuti
proses pembelajaran di sekolah yang berupa nilai atau skor yang dapat
dipergunakan sebagai tolok ukur sejauh mana kemajuan yang dicapai peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran APBN dan APBD dalam mata pelajaran ekonomi.
bagi yang ingin full skripsi ini secara cuma-cuma,... silahkan kirim pesan ke akun FB saya,... terimakasih,..
bagi yang ingin full skripsi ini secara cuma-cuma,... silahkan kirim pesan ke akun FB saya,... terimakasih,..
0 komentar:
Posting Komentar