Frustasi itu masih Diperlukan Lho...


Banyak orang berpendapat bahwa frustasi itu adalah sesuatu yang buruk. Padahal frustasi merupakan suatu hal yang wajar dan bisa dialami semua orang tanpa terkecuali. Pengalaman frustasi berguna untuk pengembangan potensi dan pematangan pribadi individu, karena itu frustasi adalah hal yang wajar dan bahkan perlu kita alami.

Frustasi adalah perasaan kecewa karena suatu kegagalan dalam mencapai suatu keinginan atau kebutuhan. Pengalaman frustasi ini dialami manusia sejak masih bayi, sebagai contoh : Apabila sang ibu terlambat menyusui bayinya, maka sang bayi akan menangis karena lapar dan meminta agar ibunya segera memenuhi kebutuhannya yaitu ASI. Setelah sang ibu datang untuk menyusuinya maka sang bayi akan berhenti menangis, tetapi apabila sang ibu tidak kunjung datang maka sang bayi akan menangis semakin keras sampai sang bayi akan berhenti menangis dalam keadaan tak berdaya dan kecewa alias fustasi. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa sang bayi merasa frustasi karena tidak dipenuhi kebutuhannya akan ASI oleh sang ibu.

Banyak orang bertanya-tanya kenapa manusia itu bisa mengalami frustasi, jawabannya tentu tidak akan sesederhana pertanyaannya karena setiap manusia mempunyai kebutuhan yang sangat beragam dan kompleks. Menurut Ernest Hilgard, frustasi itu disebabkan oleh dua factor, yaitu :

1.  Disebabkan oleh hambatan yang berada atau berasal dari dalam diri.
Hambatan tersebut dapat berupa ketidakmampuan individu dalam mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Dapat juga berupa beberapa keinginan yang berbarengan muncul dan semuanya ingin dicapainya. Yang tersulit adalah apabila konflik yang dihadapi itu berupa konflik keinginan atau pilihan yang dilematis, contohnya : apabila seorang anak disuruh memilih untuk memakan buah simalakama, jika dia memakannnya bapaknya yang meninggal sedangkan jika tidak dimakan maka ibunya yang meninggal. Konflik seperti ini yang dapat menyebabkan kemungkinan frustasi yang besar.

2.  Disebabkan oleh hambatan yang berasal dari luar diri.
Hambatan tersebut dapat berupa larangan atau campur tangan orang lain atau situasi lingkungannya.

Anggapan negative orang terhadap frustasi mengakibatkan rasa takut yang berlebihan, padahal tidak semua frustasi mendatangkan penderitaan. Menurut para ahli, berat ringannya penderitaan akibat frustasi ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya :

1.      Penting tidaknya arti suatu kegagalan yang ingin dicapai.
Semakin penting arti pencapaian seseorang, maka akan semakin berat tingkat frustasi dan penderitaan orang tersebut,

2.      Tinggi rendahnya toleransi atau daya tahan dalam menghadapi frustasi.
Tingkat toleransi terhadap frustasi setiap manusia berbeda-beda semakin tinggi tingkat toleransi manusia terhadap frustasi maka semakin manusia itu mampu untuk bertahan dan tetap tegar menghadapi kegagalan atau frustasi yang dialami.

3.      Ada tidaknya tuntutan untuk berhasil.
Semakin tinggi tuntutan untuk berhasil maka tingkat frustasi akan kegagalan semakin berat tetapi bagaimanapun tuntutan untuk berhasil mempunyai nilai positif dalam pencapaian karena tuntutan itu dapat mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dengan sungguh-sungguh.

Frustasi yang ringan dapat berupa keadaan murung atau stress yang dialami sementara sedangkan frustasi yang berat berupa keadaan depresi yang berlarut-larut, hilangnya keseimbangan mental atau gangguan kejiwaan.

Manusia adalah makhluk yang dinamis yaitu manusia akan merespon suatu kejadian dengan reaksi-reaksi tertentu, apalagi kalau kejadian itu berhubungan dengan dirinya sendiri. Berikut reaksi manusia dalam menghadapi frustasi :

1.      Reaksi mengundurkan diri.
Merupakan reaksi seseorang yang gagal dalam pencapaian dan dia tidak mau melanjutkannya lagi.

2.      Reaksi mencari tujuan pengganti.
Merupakan reaksi seseorang yang gagal dalam pencapaian dan dia berusaha untuk mencari tujuan lain yang memberikan kepuasan yang sama. Pengalihan tujuan ini bisa positif atau negative.

3.      Reaksi mengalihkan dorongan ke hal yang lebih tinggi.
Reaksi ini adalah dimana seseorang gagal dalam pencapaian tetapi dia mencari pencapaian yang lain dan berhasil bahkan lebih dari yang diinginkan.

4.      Reaksi pengingkaran
Merupakan reaksi seseorang yang gagal dalam pencapaian kemudian mengingkari dan membuat dalih kalau dia tidak berminat untuk mencapainya.

5.      Reksi mencari kambing hitam.
Merupakan reaksi seseorang yang gagal dalam pencapaian kemudian menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalannya tersebut.

6.      Reaksi agresi
Merupakan reaksi seseorang yang frustasi dan melampiaskannya dengan jalan merusak benda atau menyerang orang lain.

Pengalaman frustasi memang bukan suatu yang menyenangkan tetapi pengalaman frustasi ini adalah bagian dari kehidupan manusia. Pengalaman frustasi dapat menjadi pendorong individu untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kenyataannya makin banyak seseorang ditempa cobaan dan berhasil mengatasinya menjadikan seseorang itu lebih mempunyai toleransi frustasi yang tinggi daripada manusia yang selalu menerima kemudahan san jarang sitemap cobaan. Karena alas an tersebut maka dapat dikatakan bahwa frustasi itu juga perlu kita alami.

Sumber : majalah anda

0 komentar:

Posting Komentar