PENDIDIKAN INDONESIA BERBASIS TEKNOLOGI

B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahanyang muncul hanya dapat diselesaikan dengan cara seseorang tersebut dapat menguasai dan memahami adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga, ada manfaatnya yaitu membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat.
Agar mampu berperan dalam persaingan era globalisasi, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan menguasai perkembangan IPTEK, yang ada. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses apembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani cara globalisasi tersebut.
Ada 3 hal yang setidaknya harus dipenuhi untuk mempengaruhi perkembangan pendidikan kearah kemajuan, yaitu:
1.      Sumber Daya Pendidik
2.      Sumber Daya Siswa Didik
3.      Alat atau Media Teknologi
Oleh karena itu penguasaan IPTEK harus berpengaruh atau terjalin secara dua arah, yaitu kepada pendidiknya ataupun kepada siswa didiknya itu sendiri dan pula didukung oleh sarana dan prasarana yangmemadai, karena jika penguasaan ini hanya terjadi satu arah saja dan media penyampaiannya serba terbatas juga mustahil pendidikan kita dapat menuju persaingan yang maju.





A.    Tujuan
Pendidikan berbasis teknologi ini mempunyai tujuan :
1.      Mampu bersaing didalam kemajuan pendidikan dengan dunia luar.
2.      Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya dilingkungan sekolah.
3.      Supaya ada peran serta dari masyarakat sekolah baik secara kelompok maupun secara individu yang peduli terhadap pendidikan, khususnya peningkatan mutu pendidikan.
4.      Memotivasi masyarakat sekolah supaya mau terlibat dan berpikir mengenai peningkatan mutu pendidikan di sekolah masing-masing.
5.      Untuk menggalang kesadaran masyarakat sekolah supaya ikut serta secara aktif dan dinamis dalam mensukseskan peningkatan mutu pendidikan.
6.      Untuk memotivasi timbulnya pemikiran-pemikiran baru dalam mensukseskan pembangunan pendidikan dari individu dan masyarakat sekolah yang berada di garis paling depan dalam proses pembangunan pendidikan tersebut.
7.      Untuk menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab semua komponen masyarakat, dengan fokus peningkatan mutu yang berekelanjutan (terus menerus) pada tataran sekolah.
B.     Manfaat
  1. Bagi Siswa
a)      Dapat memperoleh pengetahuan secara luas, baik dari dalam ataupun dari luar jangkauan pendidikan secara umum
b)      Meningkatkan kualitas keilmuan
c)      Menghindari ketertinggalan informasi dunia pendidikan
  1. Bagi Guru
(a)    Membantu dan memperlancar jalannya Proses Belajar Mengajar (KBM )
(b)   Membantu pencarian materi secara cepat, tepat dan luas.
  1. Bagi Sekolah
a)      Ikut mendukung dan turut serta meningkatkan mutu pendidikan
b)      Memiliki nilai tambah bagi akreditasi pendidikan


B A B II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating (UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I.
Pada rumusan mi terkandiung empat hal yang perlu digarisbawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan “usaha sadar” dimaksudkan, bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-objektif. Pendidikan tidak diselenggarakan secara tak sengaja, atau bersifat insidental dan seenaknya, atau berdasarkan mimpi di siang bolong dan penuh fantastis.
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari.
Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan sendiri. Pengajaran adalah bentuk kegiatan di mana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan (khususnya guru/pengajar) dan peserta didik untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Pelatihan prinsipnya adalah sama dengan pengajaran, khususnya untuk mengembangkan kerampilan tertentu.
Produk yang ingin dihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan di masyarakat.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungai secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dan perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Pada dasamya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan brkembang. Kendatipun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau pengaruh lingkungan saja.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.
Untuk bisa menciptakan kualitas pendidikan yang baik dan yang memenuhi persyaratan diatas diperlukan pengadaan teknologi yang tepat, dimana pendidikan yang tepat jatuh pada penggunaan alat pengolah data elektronik yang dalam kenyataan dan praktik berarti menggunakan komputer dengan semua sarana pendukungnya. Komputer merupakan pilihan yang paling tepat karena bisa menampilkan informasi dalam jumlah yang besar & bervariasi, mempunyai cara kerja yang cepat dan aplikasi informasi yang dihasilkan sangat beraneka ragam.
Dewasa ini dikenal paling sedikit tiga jenis jaringan, yaitu :
1.      Jaringan yang bersifat setempat yang dikenal dengan istilah “Jaringan wilayah lokal ( Lokal Area Network-LAN).
2.      Jaringan wilayah yang luas ( Wide Area Network – WAN )
3.      Jaringan Wilayah kota metropolitan ( Metropolitan Area Network – MAN ).
Selain ketiga jenis jaringan tersebut diatas pengolahan data dilakukan dengan menggunakan internet yang merupakan jaringan komputer global. Internet sangat bermanfaat karena mempermudah para pengguna untuk berkomunikasi langsung dengan berbagai pihak dan mempermudah memperoleh informasi yang dibutuhkan tanpa dibatasi oleh waktu dan ruang dan dalam waktu yang singkat.
Perkembangan konsep manajemen pendidikan ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, startegi, perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan.
Pendidikan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah, kepala sekolah, guru, siswa dan tenaga staf/administrasi termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang, memahami, membantu sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem informasi yang maju. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas/bermutu bagi dunia pendidikan berkualitas/bermutu bagi masyarakat.
B. Pengertian Mutu Pendidikan.
Secara umum, adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (Kepala sekolah, guru, termasuk guru BK, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb, Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah.
Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan bersekala mikro (ditingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi disbanding dengan proses-proses lainnya.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengelolaan input pendidikan dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting bagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus (mampu mengembangkan dirinya).
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (I) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, kesenian keterampilan kejujuran dan kegiatan-kegiatan ektrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.


B A B III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Setelah penulis mempelajari dan memahami tentang pendidikan Berbasis Teknologi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.   Dengan adanya kemajuan dibidang IPTEK terutama dalam bidang administrasi maka dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah khususnya dalam penyelesaian masalah pendidikan.
2.      Dapat mempercepat dan memperlancar prosen KBM.
3.      Menambah ilmu bagi masyarakat sekolah khususnya bagi pendidik dan siswa didik.
B. Saran
1.      Agar masyarakat sekolah mau menyikapi dan menanggapi secara  positif perkembangan Teknologi tersebut.
2.       Supaya Kepala Sekolah memberi kesempatan kepada masyarakat sekolah untuk mengikuti berbagai pelatihan tentang perkembangan Teknologi yang memadai.

1 komentar:

  • Unknown says:
    6 Juni 2012 pukul 18.57

    MANTAPP !
    GO EDUTECHNO...!!!

    Hardi Hapryansyah Future Technology Education

Posting Komentar