FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PERKEMBANGAN ORGANISASI

A. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN ORGANISASI
Herbert kaufman dalam bukunya The Limits of Organization Change (1985:8) mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat disebabkan oleh beberapa factor.
Factor-faktor tersebut dikelompoknya menjadi tiga kategori besar, yaitu:
  1. Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits of stability). 
  2. Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan (calculated opposition to change). 
  3. Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)
a).   Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits or stability)
Dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan yang stabil dengan rasa aman dan silahturahmi yang baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan organisasi.
b).   Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin akan dihadapi dalam mengadakan perubahan (calculated opposition to change)
Kelompok oposisi atas perubahan akan dating dari dalam maupun dari luar organisasi, baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat berdasarkan pada berbagai alasan, antara lain:
1).   Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati (prevailing advantage)
2).   Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas produk yang sudah dicapai.
3).   Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic cost of change). Dalam hal ini perubahan organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan biaya yang harus digunakan.
c).   Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat Herbert Kaufmant (1985:15) adalah karena beberapa alas an, antara lain:
1).   Pembuatan mental (mental Blinders)
2).   Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
a        Pembuatan Mental (mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram melalui metoda yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi-posisi didalam organisasi didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas keahlian.
b        Hambatan sistem
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam organisasi yang membentuk karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut, yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi:
1).   Keterbatasan sumber daya (resource limitation)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang diharapkan.
2).   Terperangkap oleh biaya (sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3).   Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum,hubungan personal didalam struktur organisasi, dan lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi perilaku individu-individu di dalamnya.
4).   Hambatan-hambatan perilaku yang tidak resmi dan tidak direncanakan.
Hambatan ini dating melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5).   Kesepakatan antar organisasi
Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian jual-beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi berada. Perubahan ini dapat dilaksanakan sebagai keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).
B.     FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
Terlepas dari apakah pimpinan organisasi berkehendak atau tidak, untuk mengadakan perubahan atas organisasinya, organisasi tersebut berupa jika karena sejumlah kekuatan akan mendorongnya untuk berubah baik secara paksa (involuntary change) maupun secara suka rela (voluntary change).
1.      Perubahan dengan terpaksa (involuntary change)
Perubahan ini terutama terjadi karena pergantian personil sebagai akibat ketentuan atau meninggalnya personil lama yang membawa akibat hadirnya nama-nama baru ke dalam organisasi atau karena desakan perubahan masyarakat atau karena pemaksaan hukum.
2.      Perubahan suka rela (voluntary change)
Hal ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut ini.
a        Adanya motivasi untuk berubah
Perubahan ini terjadi karena orang-orang didalam organisasi berkehendak untuk mengadakan perubahan terhadap organisasi.
b        Penataan penghambat perubahan secara sistemik, antara lain:
1). Melaksanakan import sumber daya yang dipandang kurang pada organisasi lama. (importing resource)
2). Pemusatan sumber daya pada sector-sektor penting (concentrating resource)
3).   Menghindari biaya yang lambat menghasilkan (avoiding sunk cost)
4).   Mengurangi hambatan-hambatan administrative (lifting official constrants)
5). Melaksanakan reorganisasi (reorganizing) antara lain berupa rasionalisasi kurang tepatan penataan administrasi, meningkatkan efisiensi, perampingan organisasi, administrasi peningkatan koordinasi dan pengembangan konsep-konsep perubahan yang dapat membentuk citra organ yang baik.
c    Mengatasi pembutaan mental (taking off mental blinds)
Hal ini dapat dilaksanakan antara lain dengan cara berikut ini:
1).   Merekrut orang yang tidak bersifat ortodoks
Ortodoks adalah kecenderungan orang untuk mempertahankan nilai-nilai lama, yaitu nilai yang telah berlaku lama dan melembaga dalam masyarakat organisasi. Untuk mengatasinya antara lain dengan menarik orang-orang dari luar organisasi. Misalnya, orang-orang dari dunia usaha, dari kelompok profesi tertentu atau orang-orang yang tidak terbelenggu oleh nilai-nilai lama.
2).   Melaksanakan training dan retraining
Penarikan orang-orang dari luar lingkungan sendiri sebagai sikap “to keep the door open to the winds of change” tidaklah cukup untuk menopang perubahan organisasi. Oleh karena itu masih perlu ditopang dengan pelaksanaan training dan retraining untuk menyesuaikan kemampuan orang-orang dengan perkembangan sistem.
3).Menyebarluaskan gagasan-gagasan yang hebat (esposure to extraorganiszational ideas)
Hal ini dapat dilaksanakan antara lain dengan penyergapan dan penyebarluasan gagasa-gagasan yang dikembangkan melaluia kerjasama dengan kaum intelektual di universitas-universitas.
d  Mengurangi insentif bagi penentang perubahan (reducing incentives appose change)

2 komentar:

  • VIDYA says:
    17 April 2020 pukul 17.08

    Apakah penentuan harga transfer hanya bisa dilakukan di internal perusahaan atau dilakukan antar perusahaan? Jelaskan jawaban Anda *

  • Rian says:
    1 April 2021 pukul 11.17

    Apakah faktor pendorong juga merupakan teori dari herbert kaufman?

Posting Komentar