Jumpa lagi sobat blogger, kali saya akan sedikit menyajikan arti cinta dari para ahli. Walaupun saya bukan termasuk dalam ahli, tapi saya juga pernah merasakan manis pahitnya cinta. Dari yang diterima, sampai yang ditolak, dan sampai gak pernah bisa mengungkapkan rasa cinta itu sampai sekarang dan masih banyak cerita yang terbuat dari adanya cinta,.... lho-lho kok malah curhat saya!!! wah maaf kebablasan sedikit sobat blogger.
Tapi benarkan, Cinta itu kadang Indah kadang pula suram dan tidak seperti apa yang kita harapkan. Dari pada saya curhat lagi lebih baik langsung aja ke topik pembahasan. cekidot........>>>>
Saya akan menguraikan beberapa pendapat dari para ahli mengenai arti cinta
sebagaimana saya baca dari buku Cinta Yang Pintar Kawin Yang Pintar (M.
Torsina, Cakrawala Cinta, 1996), antara lain adalah:
1.
Victor Hugo, berpendapat, “cinta adalah
penciutan alam jagad menjadi existensi tunggal dan pemekaran existensi tunggal
mencapai Tuhan.”
2.
Erich Segal, berpendapat, “cinta tidak
perlu mengatakan Anda menyesal.”
3.
Erich Fromm, berpendapat, “cinta yang
matang adalah persatuan dalam keutuhan integritas dan individualitas. Dalam
cinta ada dua hakekat menjadi satu, tetapi tetap berdua.”
4.
Erich Fromm pun membagi cinta
berdasarkan objeknya yaitu:
Cinta
Ibu
Cinta
persaudaraan
Cinta
erotik
Cinta
diri
Cinta
Tuhan
5.
Joan Terry Garity, berpendapat:
Cinta
adalah kejadian di mana Anda terserang kanker payudara, harus menjalani
mastectomy, tapi kekasih Anda tetap mengasihi Anda sebanyak seperti semula, dan
tidak palsu saat mengucapkan “engkau tetap tercantik untukku.”
Cinta
adalah gelombang perasaan raksasa yang menelan habis diri si pecinta. Saat
gelombang mendekat mati, gairah hidup si pencinta itu pun akan mati pula.
Cinta
adalah kemampuan untuk memaafkan yang tidak termaafkan, tertawa atas
humor-humornya, sekalipun Anda telah mendengarnya yang kesekian kalinya, dan
berkepentingan atas kebahagiaannya sebanyak yang Anda pentingkan untuk diri
Anda.
Cinta
adalah sebuah hasrat pasangan untuk dapat memberi Anda sebuah kapal pesiar dan
hasrat Anda untuk dapat memberi si dia sebuah kapal terbang – dan ternyata Anda
berdua masih puas dan berbahagia menerima sebuah sepeda, karena Anda berdua
mampu menikmatinya bersama-sama.
6.
Meneken, berpendapat, “cinta adalah
tingkat kesan mati-rasa.”
7.
John Alan Lee, membagi cinta dalam 6
gaya cinta, yaitu:
- Eros, cinta akan kecantikan ideal (cinta yang memfokuskan diri pada kekuatan fisik semata).
- Mania, cinta gila (cinta yang hadir dengan banyak tuntutan, cinta yang hadir bukan karena benar-benar dia mencintai pasangan yang dicintainya namun lebih karena dorongan yang hebat atas kebutuhannya untuk bercinta).
- Pragma, cinta pragmatis (cinta yang memfokuskan pada keserasian dan kelogisan, cinta yang hadir tidak berdasarkan sexual tapi lebih kepada syarat-syarat sosial dan peribadi).
- Agape, cinta tanggung jawab (cinta seperti ini melahirkan konsep tanggung jawab untuk memberikan perhatian pada orang lain tanpa memandang apakah orang lain itu mencintai atau membalas perhatian Anda. Inilah cinta tulus, memberi tanpa mengharap balasan, agape adalah bentuk cinta yang jauh dari urusan seks).
- Cinta ludus, cinta hanyalah suatu permainan (penganut cinta seperti ini tak pernah menggantungkan diri pada pasangannya, tidak mau melibatkan diri terlalu dalam atas apa yang dialami pasangannya, mau menerima pasangannya namun dengan beragam syarat)
- Cinta storage (cinta sebagai hubungan persahabatan, pelakunya memilih cinta sebagai aktivitas yang harus dia nikmati).
8. Robert Sternberg, membagi cinta
berdasarkan komponen cinta yaitu nafsu birahi, intimitas (unsur emosional dalam
cinta), dan komitmen. Ketiga unsur tersebut membentuk jenis cinta dalam
hubungan antar pasangan, yaitu:
a. Cinta
persahabatan. Cinta ini lahir karena perasaan sayang. Si pelaku sama-sama suka
saling memperhatikan, betah berlama-lama ngobrol, saling membantu dan kelihatan
hangat. Dalam hal ini hanya ada unsur intimitas tanpa ada gabungan nafsu birahi
dan komitmen)
b. Cinta
karena pelampiasan. Hubungan seperti ini hanya melibatkan unsur nafsu birahi
dan komitmen tanpa komponen intimitas.
c. Cinta
buta. Cinta ini jelas hanya mengandung komponen nafsu birahi tanpa adanya unsur
intimitas dan komitmen.
d. Cinta
kebersamaan. Hubungan ini hanya mengandung komponen komitmen dan intimitas
tanpa adanya komponen nafsu birahi (biasanya hadir pada hubungan pernikahan).
e. Cinta
romantis. Komponen nafsu birahi, dan intimitas jelas yang memberi pengaruh
besar pada hubungan ini.
f. Cinta
lengkap (semua 3 komponen cinta ada dalam hubungan ini)
0 komentar:
Posting Komentar